2 Tokoh Dengan Iman Yang Kokoh
SOLUSI


Ilustrasi Simeon dan Hanna: Istimewa
KabarBaik— Dalam hiruk-pikuk dunia modern yang penuh dengan ketidakpastian, kisah dua tokoh sederhana dalam Injil Lukas, yaitu Simeon dan Hanna, memberikan pelajaran berharga tentang ketekunan, harapan, dan iman yang tak tergoyahkan. Kisah ini menjadi relevan di tengah situasi Indonesia saat ini, di mana banyak masyarakat menghadapi tantangan ekonomi, sosial, dan spiritual.
Dalam Lukas 2:25-38, Simeon digambarkan sebagai seorang yang saleh dan penuh harapan, menantikan "penghiburan bagi Israel." Ia tidak tahu kapan janji itu akan digenapi, namun keyakinannya tetap teguh. Begitu pula Hanna, seorang nabi perempuan yang telah lama menjadi janda, tetap setia melayani di Bait Allah dengan doa dan puasa.
Kisah mereka mengajarkan bahwa menunggu bukanlah tanda kelemahan, melainkan ekspresi dari iman yang kuat. Di Indonesia, banyak orang mengalami ketidakpastian serupa, baik dalam mencari pekerjaan, menanti perubahan kebijakan yang lebih baik, atau menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2024 masih menunjukkan angka yang cukup signifikan, mencerminkan tantangan besar di sektor ketenagakerjaan. Di tengah situasi ini, harapan sering kali menjadi barang langka. Namun, seperti Simeon dan Hanna, masyarakat diajak untuk tidak kehilangan keyakinan.
"Nilai spiritual seperti kesabaran dan ketekunan dapat menjadi fondasi penting dalam menghadapi tantangan," demikian dikutip dari jurnal Indonesian Journal of Social Sciences (2023), yang menyoroti peran penting ketahanan mental dan spiritual di tengah krisis sosial ekonomi.
Generasi muda Indonesia, yang kerap disebut sebagai generasi digital atau milenial, menghadapi tekanan untuk mencapai kesuksesan secara instan. Kisah Simeon dan Hanna mengajarkan bahwa pencapaian terbesar tidak selalu datang dengan cepat, melainkan melalui proses panjang yang penuh makna.
"Kami belajar bahwa kesabaran dan konsistensi adalah kunci dalam mencapai tujuan," kata Rina (24), seorang mahasiswa saat berbincang santai dengan redaksi KabarBaik usai mengikuti kebaktian, Minggu (2/2). Ia mengaku terinspirasi oleh kisah tersebut, terutama dalam menghadapi tantangan studi dan persiapan memasuki dunia kerja.
Kisah Simeon dan Hanna bukan sekadar catatan sejarah rohani, melainkan cermin bagi setiap individu yang tengah berjuang di masa sulit. Di tengah arus modernisasi dan tantangan global, ketekunan mereka mengingatkan bahwa harapan dan iman adalah kompas yang tak lekang oleh waktu.