DIALOG ANTARAGAMA VOX POINT INDONESIA 2025 “The Servant Leadership of Pope Francis”

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal dengan gaya kepemimpinan humanis dan inklusif, terus menginspirasi dunia melalui kesederhanaan, empati, dan komitmennya pada keadilan sosial. Acara bertajuk “The Servant Leadership of Pope Francis” akan digelar untuk mendalami nilai-nilai kepemimpinannya, menghadirkan tokoh lintas agama dan pemuka nasional dalam diskusi tentang bagaimana prinsip servant leadership dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

KABAR HARIAN

5/28/20253 min baca

Nama Besar Paus Fransiskus menjadi perhatian setelah ia dikenal dunia sebagai sosok pemimpin humanis dan inklusif. Kendati Paus Fransiskus sebagai pemimpin umat Katolik, namun kedekatanya dengan umat lain sangat dirasakan.

Paus Fransiskus, bernama asli Jorge Mario Bergoglio, terlahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma sejak 2013, Paus Fransiskus telah memperkenalkan gaya kepemimpinan yang penuh dengan empati, kerendahan hati, dan pelayanan.

"Beliau bukan hanya dikenal sebagai seorang teolog, tetapi juga seorang pemimpin global yang menggugah hati banyak orang dengan pendekatan kepemimpinan yang penuh kasih dan kesederhanaan," kata Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati.

Paus Fransiskus menjadi Paus pertama dari Amerika Latin dan Paus pertama yang mengambil nama "Fransiskus," yang terinspirasi oleh St. Fransiskus dari Assisi, seorang santo yang dikenal karena kepeduliannya terhadap kemiskinan, perdamaian, dan kasih sayang terhadap makhluk hidup.

Pemilihan nama ini mencerminkan komitmen Paus Fransiskus untuk mengutamakan pelayanan kepada orang miskin, marginalisasi, dan lingkungan hidup, serta untuk mengembangkan gereja yang lebih inklusif dan bersifat terbuka.

Handojo menyebut gaya kepemimpinan Paus Fransiskus dapat dikatakan sangat berbeda dari para pendahulunya. Sebagai seorang servant leader atau pemimpin yang melayani, Paus Fransiskus menekankan pentingnya pemimpin bersikap rendah hati, menjaga jarak dari kehidupan mewah, dan lebih memilih untuk berfokus pada kebutuhan umat.

"Paus Fransiskus terkenal dengan gaya kepemimpinannya yang sederhana, seperti memilih tinggal di tempat tinggal sederhana, mengenakan pakaian sederhana, serta menjauhi simbol-simbol kemewahan yang sering terkait dengan posisi kepemimpinan gereja," ujar Handojo. Selain itu, Paus Fransiskus dikenal sangat terbuka dalam mendengarkan, memperhatikan kebutuhan orang lain, dan merangkul berbagai perbedaan. Kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada Gereja Katolik, tetapi juga meluas ke isu-isu global, seperti perubahan iklim, kemiskinan, keadilan sosial, hak asasi manusia, dan perdamaian dunia.

Dalam berbagai pidatonya, Paus Fransiskus sering kali menekankan pentingnya keadilan sosial, memberikan suara kepada yang tertindas, dan menjembatani perbedaan antarumat beragama dan antarbudaya.

Konsep servant leadership yang beliau anut menekankan bahwa pemimpin sejati bukanlah orang yang mencari kekuasaan atau popularitas, melainkan seseorang yang siap melayani dengan sepenuh hati, bahkan untuk mereka yang paling membutuhkan. Kepemimpinan ini juga mengajarkan bahwa tugas pemimpin adalah membawa orang lain kepada kedamaian, kebaikan, dan solidaritas.

Handojo berharap melalui kegiatan ini, kita semakin terinspirasi dari nilai-nilai Paus Fransiskus tentang bagaimana mengimplementasikan servant leadership dalam melayani, serta bagaimana kita dapat mengaplikasikan prinsip prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks gereja, masyarakat, maupun dalam kepemimpinan di dunia profesional.

"Dengan memahami lebih dalam tentang perjalanan hidup Paus Fransiskus dan pendekatan kepemimpinannya yang penuh kasih ini, diharapkan para peserta dapat terinspirasi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dan lebih memperhatikan kesejahteraan orang lain," ujar Handojo.

Kegiatan ini akan berlangsung pada Rabu, 28 Mei 2025, Pukul 14.00 - 17.00 WIB di Aula VIP Masjid Istiqlal Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Jakarta Pusat, bertajuk: “The Servant Leadership of Pope Francis”, di mana ketua panitianya adalah Grace Siahaan Njo.

Keynote Speaker 1 yang akan hadir, yakni Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA dan Keynote Speaker 2 adalah Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC (Ketua Konferensi Waligereja Indonesia/KWI). Sementara pembicara di antaranya adalah Prof. Dr. Philip K. Widjaja (Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia/ PERMABUDHI). Romo Agustinus Heri Wibowo, Pr (Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI periode 2019 – 2025/ Moderator Vox Point DKI Jakarta), Prof. Dr. Drs I Nengah Duija, M.Si (Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu), Ir. Budi Santoso Tanuwibowo, M.M. (Ketua Umum Dewan Rohaniwan/ Pengurus Pusat dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia/MATAKIN periode 2018 - 2022), dan Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty (Ketua Umum PGI).