HKBP 2025: Langkah Baru Menuju Transformasi Iman

KABAR HARIAN

Grollus Sitanggang

1/24/20252 min baca

Ephorus HKBP Pdt. Victor Tinambunan saat memberikan sambutan.

KabarBaik- Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) mengawali tahun pertama kepengurusan baru dengan meluncurkan orientasi pelayanan bertajuk Transformasi HKBP 2025. Acara ini berlangsung pada 6 Januari 2025 di kompleks Kantor Pusat HKBP, Pearaja, Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Peluncuran ini menandai langkah baru bagi HKBP di bawah kepemimpinan Ephorus Pdt. Victor Tinambunan untuk masa bakti lima tahun ke depan.

Mengambil tema dari Roma 12:2, Transformasi HKBP menjadi landasan visi pelayanan gereja sepanjang tahun ini. Dalam sambutannya, Ephorus Pdt. Victor Tinambunan mengajak jemaat untuk mengasah kepekaan iman, melihat tanda-tanda Kerajaan Allah yang sedang berlangsung, serta merefleksikan sikap umat Kristen terhadap panggilan iman.

“Tanda-tanda Kerajaan Allah terlihat dari kasih karunia Tuhan yang memberi kehidupan kepada kita saat ini. Masih banyak orang yang berjuang untuk menjadikan dunia ini lebih baik, penuh damai sejahtera, dan sukacita. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada kecenderungan umat manusia berpaling dari Tuhan, merasa tidak membutuhkan-Nya di tengah kemudahan zaman ini,” ujar Ephorus.

Ephorus juga menyoroti fenomena berkurangnya keterlibatan umat dalam kehidupan bergereja, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Sebagai contoh, di Eropa, banyak orang yang tetap mengidentifikasi diri sebagai Kristen, tetapi tidak lagi beribadah di gereja. “Padahal gereja adalah kehendak Tuhan, tempat umat-Nya berkumpul untuk memuliakan-Nya,” tegasnya.

Melalui program Transformasi HKBP 2025, Ephorus menggarisbawahi pentingnya tiga pendekatan utama yang saling mendukung. Pertama, disiplin rohani menjadi landasan penting untuk setiap individu memahami dengan jernih kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Dengan disiplin ini, jemaat diajak untuk memperdalam iman dan terus mencari tuntunan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan. Kedua, semangat kesatuan di antara para pelayan HKBP menjadi kunci. Para pelayan diajak untuk saling mendoakan, menopang, dan menjaga kesetiaan dalam menjalankan tugas panggilan yang dipercayakan kepada mereka. Ketiga, jemaat HKBP dimotivasi untuk menjadi jemaat visioner. Jemaat tidak hanya menjadi objek pelayanan, tetapi juga menjadi subjek aktif yang berkontribusi sesuai karunia yang telah mereka terima dari Tuhan.

Ephorus juga mengingatkan bahwa simbol salib yang dikenakan umat Kristen, termasuk dirinya, menjadi pengingat akan kasih karunia Kristus yang tersalib. Dengan kasih itu, umat diajak untuk terus memikul salib kehidupan mereka dengan keyakinan bahwa Tuhan senantiasa menyertai.

Melalui peluncuran ini, HKBP berharap dapat mendorong jemaat untuk berperan aktif dalam pelayanan dan menghadirkan semangat pembaruan dalam iman, gereja, dan masyarakat. Program ini menjadi pijakan untuk menciptakan komunitas gereja yang tidak hanya berakar pada tradisi tetapi juga visioner dalam menjawab tantangan zaman.

Related Stories